6 Wasiat Untuk Penghafal Al-Qur'an
Pemuda Hafidz Qur'an » 6 Wasiat Untuk Penghafal Al-Qur'an | Setelah pada posting sebelumnya saya sudah membehas tentang "Menghafal Al-Qur'an sebagai Proses Awal Memahami Kandungan Al-Qur'an", maka pada posting kali ini saya akan sedikit share tentang 6 Wasiat Untuk Penghafal Al-Qur'an. Para Pembelajar dan Penghafal al-Qur'an adalah orang-orang istimewa di hadapan Allah swt dan rasul-Nya. Karena itu mereka harus menyandang amanah keistimewaan ini dengan selalu menjaga diri dan melakukan ketaatan. Setidaknya ada 6 wasiat untuk mereka, yaitu:
Wasiat pertama:
Hendaknya setiap dari kita bertanya kepada dirinya sendiri: “Mengapa ia menghafal al-Qur’an?”
-Apakah aku sudah berbaur dengan suatu kelompok yang sedang menghafal al-Qur’an kemudian aku bisa menghafal bersama mereka?
-Apakah aku sudah belajar di sekolah atau institusi penghafal al-Qur’an?
-Ataukah aku ingin disebut sebagai seorang ‘Hafiz’?
-Ataukah karena kedua orangtuaku mendorongku melakukan demikian?
Sudahkah kita meluruskan niat dan menyertakan keikhlasan hanya untuk Allah semata?!
Diriwayatkan dari Iyas bin Amir ia bercerita: Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu memegang tanganku sambil berkata: “Aku ingin memberimu nasehat; ‘Ada 3 macam orang membaca al-Qur’an. Kelompok pembaca karena Allah, kelompok yang ingin berdebat dan kelompok yang menginginkan dunia. Siapa saja yang sungguh-sungguh melakukannya, niscaya ia akan sampai niatnya itu.” (HR. Darimi)
Wasiat Kedua:
Sesungguhnya hak-hak kitabullah yang paling besar adalah selalu membacanya dan mengulang-ulangi bacaan itu. Dan Allah seringkali menyebut sifat-sifat hamba-hamba-Nya yang bertakwa bahwasanya mereka itu suka tilawah al-Qur’an secara benar. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Qs Fathir: 28)
Dan firman-Nya: “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.”(Qs Ali Imron: 113-115)
Wasiat Ketiga:
Murojaah setelah menyelesaikan hafalan:
Karena Allah telah memuliakan Anda dengan karunia yang teramat besar dan keutamaan yang agung dengan menyelesaikan hafalan al-Qur’an, maka muliakanlah dirimu dengan selalu mengingat dan memurojaahnya.
Rasulullah Saw telah memperumpamakan sebuah contoh tentang pemilik onta yang diikat. Jika ia menjaganya berarti ia telah memegang kendalinya.
Diriwayatkan dari Abu Muda al-‘Asy’ari radiyallahu anhu dari nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: “Jagalah al-Qur’an. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, al-Qur’an itu lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat pada ikatannya.”(HR. Bukhari)
Dari Ibnu Umar radiyallahu anhu bahwa nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal al-Qur’an seperti pemilik onta yang diikat. Jika ia menjaganya berarti ia telah memegang kendalinya. Sebaliknya, jika ia melepaskannya maka ia akan pergi.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Ingatlah Allah selalu dalam menjaga apa yang sudah Anda hafalkan itu! Hati-hatilah, jangan sampai kalian berlebih-lebihan dalam mengamalkannya terhadap pemberian-Nya ini kepadamu.
Anda wajib membuat suatu langkah untuk dirimu pribadi dalam memurojaahnya sesuai dengan kondisi dirimu, dari segi waktu dan kemampuan.
Hendaknya anda juga mengalokasikan al-Qur’an menjadi beberapa bagian sesuai dengan kondisimu, lalu kemudian memegang teguh untuk melakukan murojaah terhadapnya pada waktunya tanpa menggampangkan atau menyepelekan.
Kita juga ini menekankan tentang masalah kedisiplinan. Dalam arti, janganlah anda membuat murojaah menjadi berantakan atau tunduk dengan kondisi yang bertolak belakang. Usahakan mengalahkan kondisi anda untuk komitmen melakukan murojaah semampumu. Maka apabila anda sudah membuat langkah atau program, hendaknya anda komitmen dengannya. Buatlah suatu janji bahwa umur akan habis, aktifitas dan kesibukan tidak ada habisnya. Dan itu semua akan sirna. Ingatlah selalu bahwa orang-orang sebelum kita dulu ada yang telah menghabiskan usia mereka untuk bersungguh-sungguh dan serius mengejar dunia dan propagandanya. Kemudian mereka tidak memperoleh sedikitpun darinya selain sedikit dari amal shaleh. Manusia semuanya dalam keadaan terlelap tidur. Maka apabila mereka mati, barulah mereka sadar. Perhatikanlah dirimu mulai saat ini. jangan biarkan dunia dan segala kesibukannya mencurimu sebagai ia mencuri orang lain selainmu. Manfaatkanlah 5 hal sebelum datang yang 5 hal, sebagaimana sabda baginda Rasulullah Saw.
Wasiat Keempat:
Anda telah baca di kitabullah; “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya..”(Qs Shad: 29)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”(Qs Muhammad: 24)
Mentadabburi dan mengamalkan al-Qur’an adalah asas (prinsip). Jangan sampai perhatian anda hanya terpaku pada membaca huruf-hurufnya saja tanpa memahami isinya.
Wasiat Kelima:
Banyak sekali kawula muda terjebak ke dalam syahwat dan tunduk di hadapan rayuan-rayuan firnah dan rangsangan yang membutakan dan menghancurkan di era modern ini. Tapi, engkau…Wahai saudara dan saudariku, kalian adalah pembawa panji al-Qur’an, yang memiliki peran lain.
Generasi muda zaman sekarang, jika mempunyai waktu luang, hal pertama kali yang ia pikirkan adalah (maaf) syahwatnya. Ia disibukkan oleh majalah seks, film porno dan pandangan mata yang liar berdosa.
Tapi anda (wahai saudaraku), apabila anda memiliki waktu luang, maka anda membaca al-Qur’an. Mushaf berada di dadamu yang selalu engkau baca di manapun anda berada. Tekad dan dirimu selalu terhubung untuk meneladani nabi-nabi Allah dan sosok teladan yang diceritakan dalam al-Qur’an.
Wasiat Keenam:
Allah telah meninggikan kedudukan dan tingkatan di dunia ini. “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat..”(Qs al-An’am: 165)
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain..”(Qs Az-Zukhruf: 32)
Lihatlah, sebagian besar orang di sekelilingmu telah merengkuh dunianya menuju perjalanan mereka…Kehormatan, harta, popularitas dan prestasi…Keadaan kalian tidak ubahnya seperti keadaan mereka. Bisa jadi pandangan mata anda melirik apa yang mereka peroleh itu. Akan tetapi ketika kalian teringat wasiat nabi kalian saat membaca al-Qur’an: “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.”(Qs Thaha: 131)
Kalian berlaku zuhur terhadap mereka lantaranya dunianya dan kalian berbangga diri dengan derajat kalian yang tinggi di sisi Allah (Ahlullah dan hamba-hamba istimewa-Nya)
Wallahu A'lam Bish-Showab