logo kbm

Upaya Untuk Melestarikan Hafalan Al-Qur'an

Pemuda Hafidz Qur'an » Upaya Untuk Melestarikan Hafalan Al-Qur'an | Untuk melestarikan hafalan Al-Qur'an dari kelupaan ialah dengan menciptakan kreatifitas takrir secara teratur. Upaya ini merupakan faltor penting dalam rangka menjaga ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dihafalnya agar tidak hilang. Hal ini perlu dilakukan mengingat :

Menghafal Itu Lebih Mudah daripada Menjaganya
Telah diceritakan oleh Yahya ibnu Yahya, katanya : Saya belajar (membaca) kepada Malik dari Nafi' dari Abdullah bin Umar, Sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda :

"Perumpamaan orang yang hafal Al-Qur'an ialah bagaikan unta yang diikat lehernya, apabile mengikatnya kuat dan tepat, maka terpeliharalah dan manakala tidak kuat, maka ia akan lepas dal lari." (HR. Bukhari, Muslim dan An-Nasa'i)

Anjuran Nabi Untuk Memeliharanya
Dari Abu Musa Al-Asy'ari, dari Nabi saw. beliah bersabda :
"Bersungguh-sungguhlah kamu wahai Ahlul-Qur'an (dalam memelliharanya). Demi Dzat yang diriku da kekuasaan-Nya, sesungguhnya Al-Qur'an itu lebih liar daripada unta yang diikatnya." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan Al-Humaidi)

Ancaman Terhadap Orang yang Melupakannya
Diriwayatkan dari Nabi saw. dari hadis Sa'ad bin Ubadah, Sesungguhnya Nabi saw. bersabda :

"Barang siapa yang (hafal) Al-Qur'an kemudian melupakannya, maka Allah akan mempertemukannya di hari kiamat nanti dalam keadaan ajdzam (tidak memiliki hujjah)." (HR. Abu Daud, Ahmad, dan Ad-Darami)

Dari Anas bin Malik ia berkata : Rasulullah saw. bersabda :

"Ditampakkan kepadaku pahala-pahala amal umatku sampai-sampai pahala orang yang mengeluarkan kotoran dari masjid. Dan ditampakan kepadaku dosa-dosa umatku namun aku tidak melihat dosa yang lebih besar dari dosa orang yang menghafal Al-Qur'an kemudian ia tidak memeliharanya." (HR. At-Tirmidzi)

Memperhatikan dari hadits-hadits diatas maka orang yang menghafal Al-Qur'an perlu menciptakan mekanisme untuk memelihara hafalannya sepanjang hayatnya, karena predikat Hamilul Qur'an itu akan disandangnya sampai akhir hayatnya. Hal ini akan bisa dilakukannya dengan menjadikannya sebagai rutinitas sehari-hari. Dengan cara seperti ini maka usaha untuk memeliharanya tidak lagi akan dirasakannya sebagai suatu beban tetapi sebaliknya, akan menjadi suatu kebutuhan

Wallaahua'lam

Syarat-syarat Menghafal Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an » Syarat-syarat Menghafal Al-Qur'an | Alhamdulillah, setelah sebelumnya kita membahas tentang persiapan dasar dalam menghafal Al-Qur'an, kali saya sedikit share tentang syarat-syaratnya jika kita akan menghafal atau menjadi Hafidz Al-Qur'an. Diantara beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang memasuki periode menghafal Al-Qur'an, diantaranya :

Mampu Mengosongkan Benaknya dari Fikiran-fikiran dan Teori-teori, atau permasalahan yang Sekiranya Akan Mengganggu.
Membersihkan diri daro fikiran, teori, atau permasalahan yang akan mengganggu proses hafalan itu sangat penting, ini ditujukan agar konsentrasi yang telah kita bentu dengan baik tidak hilang percuma, juga membersihkan diri dari segala suatu perbuatan yang akan merendahkan nilai studinya, kemudian menekuni dengan baik dengan hati terbuka, lapang dada dan dengan tujuan yang suci. Kondisi seperti ini akan tercipta p\apabila kita mampu mengendalikan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti ujub, riya', dengki, iri hati, tidak qonaah, tidak tawakkal dan lain-lain.

Niat yang Ikhlas.
Niat yang kuat dan sungguh-sungguh ajan nengantar seseorang ke tempau tujuan, dan akan membentengi atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang merintanginya.
Niat mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan sesuatu, antara lain : sebagai motor dalam mencapai suatu tujuan. Disamping itu juga niat berfungsi sebagai pengaman dari menyimpangnya suatu prosesyang sedang dilakukan dalam rangka mencapai cita-cita, termasuk dalam menghafal Al-Qur'an.

Tanpa ada niat yang jelas maka perjalanan untuk mencapai tujuan itu akan mudah sekali terganggu dan terpesongkan oleh munculnya kendala yang setiap saat siap menghancurkannya. Justru niat  bermuatan dan berorientasi ibadah, dan ikhlas karena semata-mata mencapai ridho-Nya akan memacu timbulnya kesetiaan dalam menghafal Al-Qur'an.

Memiliki Keteguhan.
Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat penting bagi orang yang dalam proses menghafal Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Qur'an akan banyak sekali ditemui bermacam kendala, mungkin jenuh, mungkin juga gangguan lingkungan karena bising atau gaduh, atau mungkin juga gangguan batin, dan mungkin karena mghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit untuk dihafal, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, untuk senantiasa dapat melestarikan hafalan perlu keteguhan dan kesabaran, karena kunci utama keberhasilan dalam menghafal Al-Qur'an adlah ketekunan menghafal dan mengulang-ulang ayat-ayat yang dihafalnya.

Istiqamah.
yang dimaksud istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap menjaga keajekan dalam proses menghafal Al-Qur'an. dengan kata lain, seorang penghafal harus senantiasa menjaga kontinuitras dan efisiensi terhadap waktu. Seorang panghafal yang konsisten akan sangat menghargai waktu, begitu berharganya waktu baginya. Betapa tidak, kapan saja dan dimana saja ada waktu terluang, intuisinya segera mendorong untuk segera kembali menghafal Al-Qur'an.

Menjauhkan Diri dari Maksiat dan Sifat Tercela.
Perbuatan maksiat dan perbuatan yang tercela merupakan sesuatu yang harus dijauhi bukan saja oleh orang yang menghafal Al-Qur'an, tetapi juga oleh kaum muslimin pada umumnya, karena keduanya mempunyai pengaruh beasr dalam perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati orang yang sedang menghafal Al-Qur'an, sehingga menghancurkan isqiiqomah dan konsentrasi yang telah dibina dan terlatih sedemikian bagus.

diantara sifat-sifat yang tercela  antara lain: khianat, bakhil, pemarah, membicarakan aib orang, memencilkan diri dari pergaulan, iri hati, memutuskan tali silaturahmi, cinta dunia, berlebih-labihan, sombong, dusta, ingkar, makar, riya', meremehkan orang lain, takabur dan masih banyak lagi yang ainnya.

Apabila seorang penghafal Al-Qur'an sudah dihinggapi penyakit-penyakit tersebut, maka usaha dalam menghafal Al-Qur'an akan menjadi lemah apabila tidak ada orang lain yang memperhatikannya. Bagaimanapun sifat-sifat sepertin ini harus disingkirkan oleh seorang yang sedang dalam peoses menghafal Al-Qur'an.

Izin Orang Tua, Wali Atau Suami.
Walaupun hal ini tidak merupakan suatu keharusan secara mutlak, namun harus ada kejelasan, karena hal demikian akan menciptakan saling pengertian antara kedua belah pihak, yakni antara orang tua dengan anak, antara suami dengan istri, atau antara seorang wali dengan orang yang berada dibawah perwaliannya.

Mampu membaca dengan Baik.
Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode menghafal, seharusnya ia terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar bacaannya. Sebagian besar ulama bahkan tidak memperkenankan anak didik yang diampunya untuk menghafal Al-Qur'an sebelum terlebih dahulu menghkhatamkan Al-Qur'an bin-nadzar (dengan membaca). Ini dimaksudkan, agar aclon penghafal benar-benar lurus dan lancar dalam membacanya, serta ringan lisannya untuk mengucapkan fonetik Arab. .

Masalah-masalah diatas mempunyai nilai fungsional yang penting dalam menunjang tercapai tujuan menghafal Al-Qur'an dengan mudah.
Wallaahua'lam..

Kesiapan Manghafal Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an » Kesiapan Manghafal Al-Qur'anProblematika yang dihadapi oleh orang yang sedang menghafal Al-Qur’an memang banyak dan bermacam-macam. Mulai dari pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu sampai ketika metode menghafal Al-Qur’an itu sendiri.

Problematika yang dihadapi oleh penghafal Al-Qur’an itu secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Menghafal itu susah.
2. Ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi.
3. Banyak ayat-ayat yang serupa.
4. Gangguan-gangguan kejiwaan.
5. Gangguan-gangguan lingkungan.
6. Banyaknya kesibukan, dan lain-lain.

Untuk memecahkan sejumlah problematika ini, maka pada posting kali ini saya akan upayakan problem solving (pemecahan) yang diharapkan dapat memberikan masukan untuk terapi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh para penghafal Al-Qur’an pada umumnya, dengan beberapa pendekatan.

A. Pendekatan Operasional
Studi-studi paedagogis (Ilmu Pendidikan) modern menetapkan bahwa  sifai-sifat individu yang khusus untuk berperan aktif dalam perolehan segala hal yang diinginkan, baik studi, pemahaman, hafalan maupun ingatan.
Sifat-sifat yang dimaksud ialah :
1. Minat (Desire).
2. Menelaah (Expectation).
3. Perhatian (Interest).

Ketiga sifat tersebut merupakan rangkaian keterkaitan yang saling mendukunf antara satu dengan yang lainnya. Artinya, jika seorang penghafal memiliki minat dan interest yag tinggi, maka akan memungkinkan pada dirinya muncul konsentrasi yang tinggi secara serempak dan dengan sendirinya akan pula muncul pada stimulus dan respons, sehingga dengan kondisi demikian diharapkan minat dan perhatian yang tinggi senantiasa akan terbangun pada diri seseorang yang sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an.

B. Pendekatan Intuitif (Penjernihan Batin)
Al-Qur’an merupakan Kitab Allah yang disucikan sekaligus diagungkan dan dimuliakan. Ini dapat dilihat dari firman Allah :

Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfudz) tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.”(QS. Al-Waqi’ah/56:99-79)

Untuk mencapai tujuan menghafal Al-Qur’an yang disucikan dan dimulikan itu maka selayaknya orang yang hendak menghafalnya menata jiwanya sedemikian rupa dan rapi, sehingga ia memiliki daya resap yang tajam terhadap ayat-ayat yang dihafalnya. Bukankan demikian yang terjadi pada diri Rasulukkah saw. sebelum beliau menerima wahyu Al-Qur’an dari Malaikat Jibril? Maha Suci Allah yang telah mempersiapkan hambanya sedemikian rupa melalui pembedahan jiwa yang dilakukan oleh Malaikar Jibril dan Israfil ketika beliau masih kecil. Dengan demikian beliau memiliki daya serap dan daya resap yang luar biasa terhadap ayat-ayat yang diterimanya. Demikian seharusnya yang mesti dilakukan oleh para  penghafal Al-Qur’an

Proses ini dapat ditempuh dengan  bebrapa alternatif :
Qiyamul Lail (Shalat Malem)
Puasa
Perbanyak Dzikir kepada Allah

Faedah Terpenting Dari Menghafal Al-Qur'an

Pemuda Hafidz Qur'an » Faedah Terpenting dari Menghafal Al-Qur'an | Sebelum melangkah ke Persiapan metode dalam menghafal Al-Qur'an, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai Faedeh terpenting dari kita menghafal Al-Qur'an, apa sih faedahnya jika kita menghafal Al-Qur'an. Tentu banyak sekali, namun daya akan sedikit memaparkan sebagian faedah terpentingnya, faedah-faedah itu telah banyak diungkapkan oleh Nabi Muhammad saw. dalam beberapa buah haditsnya monggo dibaca :

Kebahagian di Dunia dan Akhirat
Rasulullah saw. bersabda :
"Dari Abu Said Al-Khudri, dari Nabi saw. beliau bersabda : Allah swt. berfirman: Barang siapa yang membaca Al-Qur'an dan dzikir kepada-Ku sehingga ia tidak sempat memohon apa-apa kepada-Ku, maka ia akan kuberi Anugerah yang paling baik, yang diberikan kepada orang-orang yang memohon kepada-Ku."; (HR. Tirmidzi, Ad-Darami dan Al-Baihaqi)

Sakinah (Tentram Jiwanya)
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda :
"Tidak ada orang yang berkumpul didalam suatu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari Al-Qur'an, melainkan mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikitari oleh Malaikat dan nama mereka akan disebut-sebut Allah di kalangan para Malaikat". (HR. Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Abu Daud)

Tajam Ingatannya dan Bersih Intuisinya
Ketajaman Ingatan dan kebersihan intuisinya itu muncul karena seorang penghafal Al-Qur'an selalu berusaha mencocokkan ayat-ayat yang dihafalnya dan membandingkan ayat-ayatu tersebut ke porosnya, baik dari segi lafal maupun dari segi pengertiannya. Sedangkan kebersihan intuisi itu muncul karena seorang penghafal Al-Qur'an senantiasa berada dalam lingkungan dzikrullah dan selalu dalam kondisi keindyafan yang selalu meningkat, karena ia selalu mendapat peringatan dari ayat-ayat yang dibacanya.

Pada suati ketika Ibnu Mas'ud pernah didatangiseorang yang dilanda kegelisahan, jiwanya tidak tentram dan fikirannya kusut. Maka Ibnu Mas'ud menasehatinya agar mendatangi tiga tempat :
  1. Tempat orang membaca Al-Qur'an, memperhatikan dan mendengarkannya, atau engkau membacanya sendiri dengan baik.
  2. Tempat pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah.
  3. Tempat uang suci dan tenah. Disana engkau berkhalwat dan taqarrub (mendekat) kepada Allah.
maka orang itu pun kemudian bergegas mengambil air wudhu dan membaca Al-Qur'an dengan khusyu'. Setelah itu hatinya pun terasa tentram, kegalisahannya pun hilang dan pikirannya menjadi tenang, karena mendapat siraman air kesejukan dari ayat-ayat yang dibacanya.
Rasulullah saw. bersabda :
"Sesungguhnya hati itu mesti berkaratan sebagaimana beri. Kemudian sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, apa penawarnya? Jawab Nabi: (Penawarnya) adalah membaca Al-Qur'an."

Allah berfirman:

"Dan kami turunkan dari Al-Qur'an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang dzalim selain kerugian" (QS. Al-Isra'/17:82)

Bahtera Ilmu
Khazanah Ulumul-Qur'an (ilmu-ilmu Al-Qur'an) dan kandungannya akn banyak sekali terekam dan melekat dengan kuat kedalam benak orang yang menghafalnya. Dengan demikian nilai-nilai Al-Qur'an yang terkandung didalamnya akan menjadi motivator terhadap kreatifitas pengembangan ilmu yang dikuasainya.
Allah berfirman:

"Dan seandainya pohon-pohon dibumi ini menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambah kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akanpernah ada habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana."(QS. Luqman/31:27)

Begitu banyak ilmu Allah yang tak terbatas itu akan terserap oleh orang yang menghafal, mempelajari dan memahami isi yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, orang yang hafal Al-Qur'an, memahami dan mengamalkan isi kandungannya disebut "Hamalatul-Qur'an".

Memiliki Identitas yang Baik dan Berprilaku Jujur
Seorang yang hafal Al-Qur'ansudah selayaknya bahkan menjadi kewajiban untuk berperilaku jujur dan berwibawa Qur'ani. Identitas demikian akan selalu terpelihara karena jiwanya selalu mendapat peringatan dan teguran dari ayat-ayat Al-Qur'an yang selalu dibacanya. Betapa Indah identitas yang diberikan oleh Rasulullah saw. kepada para penghafal Al-Qur'an. Beliau bersabda :
Dari Abu Musa Al-Asy'ari ia berkata: Rasulullah saw. bersabda :
"Orang-orang yang mambaca Al-Qur'an dan mengamalkan isinya adalah ibarat buah utrujah, rasanya enak dan baunya pun harum. Sedang perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur'an tetapi mengamalkan isinya ibarat buah kurma, rasanya enak dan manis tetapi tidak ada baunya. Adapun perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur'an adalah ibarat minyak wangi, baunya harum tapi rasanya pahit. Sedangkan perumpamaan orang yang tidak membaca Al-Qur'an adalah ibarat buah kamoragan, rasanya pahit dan baunya busuk."(HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Abu Daud).

Fasih dalam Berbicara

Orang yang banyak membaca, atau menghafal Al-Qur'an akan membentuk ucapan tepat dan dapat mengeluarkan fonetik Arab pada landasannya secara Alami.
Allah berfirman :

"... kedalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara oranf-orang ynag memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas."(QS. As-Syuara/26:194-195).

Memiliki Do'a yang Mustajab
Orang yang menghafal Al-Qur'an yang selalu konsekuen dengan predikat Halamatul-Qur'an merupakan orang yang dikasihi Allah.
Dari Anas r.a Rasulullah saw. bersabda:
"Sesungguhnya orang yang hafal Al-Qur'an itu setiap khatam Al-Qur'an mempunyai doa yang mustajab, dan sebuah pohon di surga. seandainya ada burung gagak terbang dari pangkal itu manuju cabanyanya, maka hingga pikun ia dapat sampai ke tempat yang dituju."(HR. Al-Khatib Al-Baghdadi)

Wallaahua'lam...

Adab Membaca Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an  » Adab Membaca Al-Qur'an | Panasnya sing ini, mungkin karena pemanasan global sehingga jadi panas seperti ini, tapi demi para pembaca sekalian saya masih menyempatkan diri untuk blogging, biarpun lagi panas banget. Kali ini saya akan membahas tentang Adab membaca Al-Qur'an.
Al-Qur’anul Karim adalah firman Alloh yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Ta’ala. Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:

1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata,
“Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.
Rosululloh bersabda,
“Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan)
Sebagian sahabat membenci pengkhataman Al-Qur’an sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rosululloh telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.

3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan.
Alloh Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih,
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS. Al-Isra’: 109).
Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

4. Membaguskan suara ketika membacanya.
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam,
“Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).
Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim). Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)
Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.
Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda,
“Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim).

Wallohu a’lam.

Dari artikel 'Adab Membaca Al-Quran — Muslim.Or.Id'

Keburukan Orang yang Enggan Membaca AlQur'an


Pemuda Hafidz Qur'an » Keburukan Orang yang Enggan Membaca AlQur'an | Setelah saya mengenalkan salah satu Hafidz Muda Kebanggaa Indonesia, Keutamaan Menghafal Al-Qur'an dan masih banyak lagi, mungkin posting kali ini tidak kalah penting dari posting-posting sebelumnya. Pasalnya saya akan sedikit mengulas tentang Keburukan Orang yang Enggan Membaca Al-Qur'an.

Dalam Al-Qur'an secara jelas sekali telah disinggung bahwa Al-Qur'an diturunkan adalah sebagai tadzkirah dan bukan mencelakakan manusia. Seperti dalam firman Allah :
"Thaahaa. Kami tidak menurunkan Al-Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah. tatapi sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut kepada Allah." (QS. Thaahaa/20 : 1-3).

Orang yang berpaling dati tadzkirah Allah adalah orang yang akan menghadapi kehidupan yang susah baik didunia dan diakhrat. Sebagaimana Firman Allah :

"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghidupkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaahaa/20 : 124).

Rasulullah saw. bersabda :
"Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya orang yang didalam dadanya tidak ada Al-Qur'an sma sekali, tak ubahnynya seperti rumah yang rusak" (HR. Tirmidzi, Ahmad bin Hanbal, Al-Hakim dan Ad-Daruqutni. Menurut Tirmidzi hadits ini shahih).

Rasulullah saw. bersabda :
"Dari Ibnu Umar ra, sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda : Perbanyaklah membaca Al-Qur'an di rumah-rumah kalian. Sebab rumah kalian yang tidak pernah dipakai untuk membaca Al-Qur'an akan sedikit kebaikannya dan banyak keburukannya, dan penghuninya akan selalu dalam kesusahan" (HR. At-Thabrani).

Mengingat begitu besarnya nilai Al-Qur'an dalam jiwa dan kehidupan kita di dunia maupun di akhirat, maka Rasulullah dalam banyak hadits memerintahkan agar senantiasa membaca Al-Qur'an, ekurang-kurangnya setiap empat puluh hari sekali Khatam, atau setiap bulan atau setiap seminggu sekali Khatam, sehingga hati kita benar-benar akan terisi oleh ayat-ayat Al-Qur'an.

Alfin Firmansyah, Hafidz Muda Kebanggan Indonesia


Pemuda Hafidz Qur'an » Alvin Firmansyah, Hafidz Muda Indonesia | Sebelumnya sudah dibahas mengenai Keutamaan-keutamaan menghafal Al-Qur'an, yang sebelumnya juga telah dipaparkan tentang tentang cara agar hafalan dapat melekat dengan baik pada ingatan seorang hafidz. pada posting kali ini saya perkenalkan seorang Hafidz Cilik Indonesia yaitu "Alfin Firmansyah".

Alvin Firmansyah adalah salah satu kebanggaan Indonesia, bagaimana tidak dia yang saat ini masih berusia 10 tahun sudah menjadi Hafidz Cilik Indonesia. Alvin Firmansyah lahir pada tahun 2003. Dia adalah anak dari Ustadz Firman pengelola Rumah Tahfidz (Penghapal Al Quran) Durunnafis Kota Bogor.Alvin yang sekarang berumur 10 tahun, adalah anak kelas 4 SD Panaragan 1 Bogor, yang mampu menghafal 17 juz Al Qur’an berikut terjemah dan letak ayatnya, berkat bimbingan ayahnya sejak kelas satu.

Sebagian besar dari kita mungkin berpendapat, anak-anak yang bisa menghafal Al Quran, kegiatannya dibatasi. Hanya fokus pada membaca dan menghafal Al Quran. Sekolahnya pun harus disekolah islam terpadu. Ternyata, hal tersebut tidak berlaku bagi Alvin Firmansyah, anak berumur 10 tahun asal Kota Bogor yang mampu menghafal Al Quran 17 juz berikut dengan terjemah dan letak ayat-ayatnya.

Menurut penuturan sang ayah, Ust. Firman, keseharian Alvin sama seperti anak-anak lainnya. Dia masih bisa bermain sesuai yang diinginkannya dan sekolahnya pun tidak di sekolah Islam Terpadu melainkan di sekolah umum, yaitu SDN Panaragan 1 Bogor.

“Sekolah negeri itu kan waktunya banyak. Sepulang sekolah, masih banyak waktu yang tersisa untuk belajar Al Quran,” demikian disampaikan Ust. Firman.

Menurut Ust. Firman, setiap anak memiliki potensi yang sama untuk menghafal, yang penting, manfaatkan waktu dengan baik, kesiapan mental si anak, dan juga kesabarannya itu yang terpenting.

“Sebelum sekolah, biasanya dimanfaatkan dulu untuk shalat subuh dan mengaji sampai setengah tujuh. Sebelum shalat, mandi dulu. Karena mandi sebelum shalat subuh itu baik untuk menjajaga kualitas suaranya,” papar Ust. Firman. “Selain itu, minum air putih, sedikitnya dua liter sehari.”

Ustadz Firman menambahkan, setelah pulang sekolah, Alvin istirahat dulu sampai Ashar. Bada Ashar, Alvin mengaji, jam 5 main, kemudian Maghrib hingga Isya mengaji lagi.

Ustad Firman menuturkan, Alvin sudah lancar baca Alquran sejak usia TK, karena belajar Iqro. Saat Alvin diberi tugas menghafal ayat dari sekolah, Alvin dengan cepat bisa menghafalkannya. Sejak saat itulah, pada umur 6 tahun, Alvin mulai diajari sang ayah untuk menghafal Al Quran berikut dengan terjemah dan letak ayatnya.

“Setiap hari, Alvin ditarget untuk mampu menghafal satu halaman dalam satu hari. Setelah lancar dipraktekkan di Quran yang tidak ada terjemahannya, ternyata lancar,” tutur Ust. Firman.

Pola menghafal yang dilakukan Alvin, lanjut Ust. Firman, dimulai dengan mendengarkan lantunan ayat Al Quran secara audio sebanyak 10 kali, kemudian praktek baca selama 10 kali. Hal itu terus dilakukan berulang, sampai akhirnya bisa.

Pola tersebut kemudian ditularkan kepada adik-adik Alvin, yaitu Alfina Gina Imania (9 thn), Sabrina (5 thn) dan Adnan Firmansyah (4 thn). Setelah berhasil, akhirnya Ust. Firman pun berniat menularkan kebiasaan tersebut kepada lingkungan sekitarnya dengan mendirikan Rumah Penghafal Al Quran Durunnafis pada Februari 2012.

Tidak seperti rumah tahfidz umumnya, Rumah Penghafal Al Quran Durunnafis mengajarkan hafalan dengan cara Petuah, Pesantren Sabtu-Ahad. “Anak-anak bisa memilih waktu yang mereka bisa, Sabtu atau Ahad, dengan waktu belajar selama 8 jam,” ujar Ust. Firman.

Saat ini, ada 70 anak yang belajar menghafal Al Quran di Durunnafis. Sebagian besar adalah anak berusia sekolah dasar.

Selama ramadhan, Alvin tampil di acara Hafidz Indonesia, yang bertujuan mencari bakat-bakat cemerlang dalam menghafal Al Quran. Dalam acara tersebut, Alvin bertugas sebagai pembaca ayat Al Quran yang menjadi soal bagi peserta Hafidz Indonesia.

Keutamaan Menghafal Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an »  Keutaman Menghafal Al Qur’an | Al Qur’an adalah kemuliaan yang paling tinggi. Al Quran adalah kalam Allah Swt. Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan dengan penuh berkah, Al-Qur’an memberikan petunjuk manusia kepada jalan yang lurus. Tidak ada keburukan di dalamnya, oleh karena itu sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya. Rasulullah SAW bersabda, ”Sebaik-baik orang diantara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari).

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Qur’an) dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)

Seseorang yang berpegang  teguh pada Al Qur’an, sebagai modal kekuatan pegangan dan landasan filsafat hidup maka orang itu akan mampu tegar, tidak gampang menyerah, sigap dalam menentukan sikap, dan tidak akan mudah diombang-ambingkan oleh ketidakpastian situasi, tidak mudah terpengaruh oleh prinsip hidup lain, hal itu karena prinsip dalam kepribadiannya sudah mantap dan semua itu akan tercermin dalam sikapnya dalam menyelesaikan persoalan hidup

Alangkah indahnya hidup kita, bila kita tidak hanya sekedar bisa membaca Al Quran, tetapi juga menghafalnya dan mengamalkannya. Banyak hadits Rasulullah Saw yang mendorong untuk menghafal Al Qur’an atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah Swt.  Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas “Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur’an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh (HR. Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Sawbersabda:  “Penghafal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu diapakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan”  (HR. Tirmidzi, hadits hasan {2916}, Inu Khuzaimah, Al Hakim, ia menilainya hadits shahih)

Berikut adalah Fadhail Hifzhul Qur’an (Keutamaan menghafal Qur’an) :

  1. Al Qur’an akan menjadi penolong (syafa’at) bagi penghafal .Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu Al Qur’an, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafa’at pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafalnya).”" (HR. Muslim)
  2. Nabi Saw memberikan amanat pada para hafizh dengan mengangkatnya sebagai pemimpin delegasi. Dari Abu Hurairah ia berkata, “Telah mengutus Rasulullah SAW sebuah delegasi yang banyak jumlahnya, kemudian Rasul mengetes hafalan mereka, kemudian satu per satu disuruh membaca apa yang sudah dihafal, maka sampailah pada Shahabi yang paling muda usianya, beliau bertanya, “Surat apa yang kau hafal? Ia menjawab,”Aku hafal surat ini.. surat ini.. dan surat Al Baqarah.” Benarkah kamu hafal surat Al Baqarah?” Tanya Nabi lagi. Shahabi menjawab, “Benar.” Nabi bersabda, “Berangkatlah kamu dan kamulah pemimpin delegasi.” (HR. At-Turmudzi dan An-Nasa’i).
  3. Nikmat mampu menghafal Al Qur’an sama dengan nikmat kenabian, bedanya ia tidak mendapatkan wahyu, “Barangsiapa yang membaca (hafal) Al Quran, maka sungguh dirinya telah menaiki derajat kenabian, hanya saja tidak diwahyukan padanya.” (HR. Hakim)
  4. Seorang hafizh Al Qur’an adalah orang yang mendapatkan Tasyrif nabawi (Penghargaan khusus dari Nabi Saw). Di antara penghargaan yang pernah diberikan Nabi SAW kepada para sahabat penghafal Al Qur’an adalah perhatian yang khusus kepada para syuhada Uhud yang hafizh Al
  5. Qur’an. Rasul mendahulukan pemakamannya. “Adalah Nabi mengumpulkan diantara orang syuhada uhud, kemudian beliau bersabda, :Manakah diantara keduanya yang lebih banyak hafal Al Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliu mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (HR. Bukhari)
  6. Hafizh Qur’an adalah keluarga Allah yang berada di atas bumi. “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Al Qur’an. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
  7. Siapa yang membaca Al Qur’an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya seperti cahaya matahari dan kedua orang tuanya dipakaiakan dua jubah (kemuliaan) yang tidak pernah didapatkan di dunia. Keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubah ini?” Dijawab,”Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Qur’an.” (HR. Al-Hakim)
  8. “Dan perumpamaan orang yang membaca Al Qur’an sedangkan ia hafal ayat-ayatnya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun alaih)
  9. Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib Al Qur’an, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau dulu mentartilkan Al Qur’an di dunia, sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR. Abu Daud dan Turmudzi)
  10. Kepada hafizh Al Qur’an, Rasul SAW menetapkan berhak menjadi imam shalat berjama’ah. Rasulullah SAW bersabda, “Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (HR. Muslim)
  11. “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka baginya satu hasanah, dan hasanah itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, namun Alif itu satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.”  (HR. At Turmudzi).
  12. Bahkan Allah membolehkan seseorang memiliki rasa iri terhadap para ahlul Qur’an, “Tidak boleh seseorang berkeinginan kecuali dalam dua perkara, menginginkan seseorang yang diajarkan oleh Allah kepadanya Al Qur’an kemudian ia membacanya sepanjang malam dan siang, sehingga tetangganya mendengar bacaannya, kemudian ia berkata, ‘Andaikan aku diberi sebagaimana si fulan diberi, sehingga aku dapat berbuat sebagaimana si fulan berbuat’” (HR. Bukhari)

Begitu banyak keutamaan menghafal Al Quran, tapi karena kesibukan dunia dan segala pesonanya yang menggoda, membuat kita jadi malas melakukannya, karena itu mulai sekarang, sebaiknya kita mulai meluangkan waktu untuk mulai kembali menghafal Al Quran

Wallaahu a'lam bisshawaab...

Buku Tamu


Silahkan tinggalkan komentar anda mengenai BLOG SEDERHANA SAYA, Kritik dan Saran Anda sangat saya harapkan. Terima Kasih

Pelekatan Hafalan

Pemuda Hafidz Qur'an » Pelekatan HafalanPosting Sebelumnya bicara soal "Wasiat Bagi Para Hafidz", kali ini bahasan saya seputar hafalan. Yupz, mengenai Pelekatan Hafalan.
Agar seorang penghafal benar-benar menjadi seorang hafidz yang representatif, dalam artian ia mampu mereproduksi kembali ayat-ayat yang telah dihafalnya pada saat yang diperlukan, maka ayat-ayat yang telah dihafalnya harus dimantapkan sehingga benar-benar melekat dalam ingatannya. Upaya ini harus dilakukan untuk memberikan jawaban terhadap tantangan yag setiap saat menghancurkannya

Diantara beberapa kendala yang menyebabkan hancurnya hafalan :

  1. Karena pelekatan hafalan itu belum mencapai kemapanan
  2. Masuknya hafalan-hafalan lain yang serupa, atau informasi lain dalam banyak hal melepaskan berbagai hafalan yang telah dimiliki
  3. Perasaan tertentu yang terkristal dalam jiwa, seperti rasa takut, skeptis, guncangan jiwa atau sakit syaraf yang semuanya akan mengubah persepsi seseorang terhadap sesuatu yang telah dimilikinya.
  4. Kesibukan yang terus-menerus menyita perhatiannya, tenaga dan waktu sehingga tanpa disadari telah mengabaikan upaya untuk memelihara hafalannya terhadap Al-Qur'an.
  5. Malas yang tak beralasan, yang justru sering menghinggapi jiwa seseorang.
Dibalik adanya kendala-kendala diatas, maka perlu diciptakan mekanisme yang terencana sebagai upaya untuk memantapkan hafalannya. Upaya tersebut antara lain :
  • Memperbanyak pengulangan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang telah dihafalnya. Pada dasarnya hafal itu terjadi karena lisan sudah terbiasa mengucapkan kalimat-kalimat tertentu, dalam hal ini adalah ayat-ayat Al-Qur'an. Karena banyaknya pengulangan maka pola hafalan dalam ingatannya semakin mencapai tingkat kemapanan yang baik.
  • Memahami benar-benar terhadap ayat-ayat yang serupa, atau ayat yang sering membuat kekeliruan, baik yang berhubungan uslub bahasa, struktur kalimat maupun yang berkaitan dengan pengertian kalimat yang terkandung di dalamnya. Karena tanpa memahami struktur, atau susunan kalimat dalam ayat tersebut maka penghafal akan mengalami kesulitan untuk mengingatnya.
  • Membuat catatan kecil, atau tanda-tanda wisual tertentu terhadap kalimat yang sering membuat salah dan lupa.
  • Menggunaka ayat-ayat yang dihafalnya sebagai bacaan dalam shalat. 
  • Tekun mendengarkan, atau mendengarkan bacaan rang lain, atau memperhatikan ayat-ayat yang ditemuinya dimanapun ia menemukannya. Karena hal ini akan memberikan arti yang besar sekali terhadap pelekatan hafalan. Disamping itu, cara ini mempunyai arti ganda, yakni untuk mencocokan ayat-ayat yang dihafalnya dengan ayat-ayat yang didengarnya atau yang dibacanya, sehingga kemungkinan adanya kesalahan dalam menghafal atau kemungkinan adanya keslahan dalam kalimat dapat segera diketahui dan segera diperbaiki.
  • Memanfaatkan alat-alat bantu yang mendukung, seperti tape recoder, kaset, alat tulis atau lain-lain. Alat ini akan sangat berfungsi untuk pelekatan hafalan. Apabila seorang hafidz telah mampu menuliskannya secara hafalan dengan benar, maka hafalannya telah memiliki nilai pelekatan yang baik
Mungkin sekian dari saya, kurang dan lebihnya saya mohon maaf.
Wallahu a'lam bissawaab......

6 Wasiat Untuk Penghafal Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an » 6 Wasiat Untuk Penghafal Al-Qur'an | Setelah pada posting sebelumnya saya sudah membehas tentang "Menghafal Al-Qur'an sebagai Proses Awal Memahami Kandungan Al-Qur'an", maka pada posting kali ini saya akan sedikit share tentang 6 Wasiat Untuk Penghafal Al-Qur'an. Para Pembelajar dan Penghafal al-Qur'an adalah orang-orang istimewa di hadapan Allah swt dan rasul-Nya. Karena itu mereka harus menyandang amanah keistimewaan ini dengan selalu menjaga diri  dan melakukan ketaatan. Setidaknya ada 6 wasiat untuk mereka, yaitu:


Wasiat pertama:

Hendaknya setiap dari kita bertanya kepada dirinya sendiri: “Mengapa ia menghafal al-Qur’an?”
-Apakah aku sudah berbaur dengan suatu kelompok yang sedang menghafal al-Qur’an kemudian aku bisa menghafal bersama mereka?
-Apakah aku sudah belajar di sekolah atau institusi penghafal al-Qur’an?
-Ataukah aku ingin disebut sebagai seorang ‘Hafiz’?
-Ataukah karena kedua orangtuaku mendorongku melakukan demikian?
Sudahkah kita meluruskan niat dan menyertakan keikhlasan hanya untuk Allah semata?!

Diriwayatkan dari Iyas bin Amir ia bercerita: Ali bin Abi Thalib radiyallahu anhu memegang tanganku sambil berkata: “Aku ingin memberimu nasehat; ‘Ada 3 macam orang membaca al-Qur’an. Kelompok pembaca karena Allah, kelompok yang ingin berdebat dan kelompok yang menginginkan dunia. Siapa saja yang sungguh-sungguh melakukannya, niscaya ia akan sampai niatnya itu.” (HR. Darimi)

Wasiat Kedua:

Sesungguhnya hak-hak kitabullah yang paling besar adalah selalu membacanya dan mengulang-ulangi bacaan itu. Dan Allah seringkali menyebut sifat-sifat hamba-hamba-Nya yang bertakwa bahwasanya mereka itu suka tilawah al-Qur’an secara benar. “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (Qs Fathir: 28)

Dan firman-Nya: “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.”(Qs Ali Imron: 113-115)

Wasiat Ketiga:

Murojaah setelah menyelesaikan hafalan:
Karena Allah telah memuliakan Anda dengan karunia yang teramat besar dan keutamaan yang agung dengan menyelesaikan hafalan al-Qur’an, maka muliakanlah dirimu dengan selalu mengingat dan memurojaahnya.

Rasulullah Saw telah memperumpamakan sebuah contoh tentang pemilik onta yang diikat. Jika ia menjaganya berarti ia telah memegang kendalinya.

Diriwayatkan dari Abu Muda al-‘Asy’ari radiyallahu anhu dari nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda: “Jagalah al-Qur’an. Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, al-Qur’an itu lebih cepat terlepas daripada onta yang terikat pada ikatannya.”(HR. Bukhari)

Dari Ibnu Umar radiyallahu anhu bahwa nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal al-Qur’an seperti pemilik onta yang diikat. Jika ia menjaganya berarti ia telah memegang kendalinya. Sebaliknya, jika ia melepaskannya maka ia akan pergi.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Ingatlah Allah selalu dalam menjaga apa yang sudah Anda hafalkan itu! Hati-hatilah, jangan sampai kalian berlebih-lebihan dalam mengamalkannya terhadap pemberian-Nya ini kepadamu.

Anda wajib membuat suatu langkah untuk dirimu pribadi dalam memurojaahnya sesuai dengan kondisi dirimu, dari segi waktu dan kemampuan.

Hendaknya anda juga mengalokasikan al-Qur’an menjadi beberapa bagian sesuai dengan kondisimu, lalu kemudian memegang teguh untuk melakukan murojaah terhadapnya pada waktunya tanpa menggampangkan atau menyepelekan.

Kita juga ini menekankan tentang masalah kedisiplinan. Dalam arti, janganlah anda membuat murojaah menjadi berantakan atau tunduk dengan kondisi yang bertolak belakang. Usahakan mengalahkan kondisi anda untuk komitmen melakukan murojaah semampumu. Maka apabila anda sudah membuat langkah atau program, hendaknya anda komitmen dengannya. Buatlah suatu janji bahwa umur akan habis, aktifitas dan kesibukan tidak ada habisnya. Dan itu semua akan sirna. Ingatlah selalu bahwa orang-orang sebelum kita dulu ada yang telah menghabiskan usia mereka untuk bersungguh-sungguh dan serius mengejar dunia dan propagandanya. Kemudian mereka tidak memperoleh sedikitpun darinya selain sedikit dari amal shaleh. Manusia semuanya dalam keadaan terlelap tidur. Maka apabila mereka mati, barulah mereka sadar. Perhatikanlah dirimu mulai saat ini. jangan biarkan dunia dan segala kesibukannya mencurimu sebagai ia mencuri orang lain selainmu. Manfaatkanlah 5 hal sebelum datang yang 5 hal, sebagaimana sabda baginda Rasulullah Saw.

Wasiat Keempat:

Anda telah baca di kitabullah; “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya..”(Qs Shad: 29)

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?”(Qs Muhammad: 24)

Mentadabburi dan mengamalkan al-Qur’an adalah asas (prinsip). Jangan sampai perhatian anda hanya terpaku pada membaca huruf-hurufnya saja tanpa memahami isinya.

Wasiat Kelima:

Banyak sekali kawula muda terjebak ke dalam syahwat dan tunduk di hadapan rayuan-rayuan firnah dan rangsangan yang membutakan dan menghancurkan di era modern ini. Tapi, engkau…Wahai saudara dan saudariku, kalian adalah pembawa panji al-Qur’an, yang memiliki peran lain.

Generasi muda zaman sekarang, jika mempunyai waktu luang, hal pertama kali yang ia pikirkan adalah (maaf) syahwatnya. Ia disibukkan oleh majalah seks, film porno dan pandangan mata yang liar berdosa.

Tapi anda (wahai saudaraku), apabila anda memiliki waktu luang, maka anda membaca al-Qur’an. Mushaf berada di dadamu yang selalu engkau baca di manapun anda berada. Tekad dan dirimu selalu terhubung untuk meneladani nabi-nabi Allah dan sosok teladan yang diceritakan dalam al-Qur’an.

Wasiat Keenam:

            Allah telah meninggikan kedudukan dan tingkatan di dunia ini. “Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat..”(Qs al-An’am: 165)

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain..”(Qs Az-Zukhruf: 32)

Lihatlah, sebagian besar orang di sekelilingmu telah merengkuh dunianya menuju perjalanan mereka…Kehormatan, harta, popularitas dan prestasi…Keadaan kalian tidak ubahnya seperti keadaan mereka. Bisa jadi pandangan mata anda melirik apa yang mereka peroleh itu. Akan tetapi ketika kalian teringat wasiat nabi kalian saat membaca al-Qur’an: “Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.”(Qs Thaha: 131)

Kalian berlaku zuhur terhadap mereka lantaranya dunianya dan kalian berbangga diri dengan derajat kalian yang tinggi di sisi Allah (Ahlullah dan hamba-hamba istimewa-Nya)

Wallahu A'lam Bish-Showab

Menghafal Al-Qur'an Sebagai Proses Awal Untuk Memahani Kandungannya

Pemuda Hafiz Qur'an » Menghafal Al-Qur'an Sebagai Proses Awal Untuk Memahani Kandungannya

Menghafal Al-Qur'an boleh dikatakan sebagai langkah awal dalam suatu proses penelitian akbar yang dilakukan oleh para penghafal tentang kandungan ilmu-ilmu Al-Qur'an, tentunya setelah proses dasar membaaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. dalam hal ini proses menghafal Al-Qur'an pada garis besarnya dapat dilakukan dengan dua jalan.

  1.  Menghafal terlebih dahulu walaupun penghafal sendiri belum mengetaui tentang seluk beluk ulumul-Qur'an, gaya bahasa, atau makna yang terkandung didalamnya, selain hanya bisa membacanya dengan baik. Penghafal seperti ini biasanya mengandalkan pada kecermatan memperhatikan bunyi ayat-ayat yang hendak dihafalkannya. Artinya, asal sudah bisa membaca dengan baik sesuai dengan tajwidnya maka mulailah ia menghafal Al-Qur'an.
  2. Terlebih dahulu mempelajari uslub bahasa dengan mendalami Bahasan Arab dengan segala aspeknya sebelum menghafal, sehingga apabila telah dianggap cukup memahami tentang Bahasa Arab dan banyak mengkaji kitab-kitab sebagi pendukung dalam proses menghafal maka ia pun emudian berangkat menghafal Al-Qur'an. Cara seperti ini akan lebih bagus karena akan banyak memberikan keuntungan dan kemudahan dalam memahami isi kandungan ayat-ayat yang dibacanya. Bagaimana mungkin seseorang dapat menyelami lautan ilmu yang terkandung dalam Al-Qur'an yang penuh dengan rahasia hanya lalu diatas huruf-huruf dan kalimat-kalimatnya tanpa terjun mendalami dan memperlengkapi alat-alat yang diperlukan.