logo kbm

Syarat-syarat Menghafal Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an » Syarat-syarat Menghafal Al-Qur'an | Alhamdulillah, setelah sebelumnya kita membahas tentang persiapan dasar dalam menghafal Al-Qur'an, kali saya sedikit share tentang syarat-syaratnya jika kita akan menghafal atau menjadi Hafidz Al-Qur'an. Diantara beberapa hal yang harus terpenuhi sebelum seseorang memasuki periode menghafal Al-Qur'an, diantaranya :

Mampu Mengosongkan Benaknya dari Fikiran-fikiran dan Teori-teori, atau permasalahan yang Sekiranya Akan Mengganggu.
Membersihkan diri daro fikiran, teori, atau permasalahan yang akan mengganggu proses hafalan itu sangat penting, ini ditujukan agar konsentrasi yang telah kita bentu dengan baik tidak hilang percuma, juga membersihkan diri dari segala suatu perbuatan yang akan merendahkan nilai studinya, kemudian menekuni dengan baik dengan hati terbuka, lapang dada dan dengan tujuan yang suci. Kondisi seperti ini akan tercipta p\apabila kita mampu mengendalikan diri kita dari perbuatan-perbuatan yang tercela, seperti ujub, riya', dengki, iri hati, tidak qonaah, tidak tawakkal dan lain-lain.

Niat yang Ikhlas.
Niat yang kuat dan sungguh-sungguh ajan nengantar seseorang ke tempau tujuan, dan akan membentengi atau menjadi perisai terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang merintanginya.
Niat mempunyai peranan yang sangat penting dalam melakukan sesuatu, antara lain : sebagai motor dalam mencapai suatu tujuan. Disamping itu juga niat berfungsi sebagai pengaman dari menyimpangnya suatu prosesyang sedang dilakukan dalam rangka mencapai cita-cita, termasuk dalam menghafal Al-Qur'an.

Tanpa ada niat yang jelas maka perjalanan untuk mencapai tujuan itu akan mudah sekali terganggu dan terpesongkan oleh munculnya kendala yang setiap saat siap menghancurkannya. Justru niat  bermuatan dan berorientasi ibadah, dan ikhlas karena semata-mata mencapai ridho-Nya akan memacu timbulnya kesetiaan dalam menghafal Al-Qur'an.

Memiliki Keteguhan.
Keteguhan dan kesabaran merupakan faktor-faktor yang sangat penting bagi orang yang dalam proses menghafal Al-Qur'an. Hal ini disebabkan karena dalam proses menghafal Al-Qur'an akan banyak sekali ditemui bermacam kendala, mungkin jenuh, mungkin juga gangguan lingkungan karena bising atau gaduh, atau mungkin juga gangguan batin, dan mungkin karena mghadapi ayat-ayat yang dirasa sulit untuk dihafal, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, untuk senantiasa dapat melestarikan hafalan perlu keteguhan dan kesabaran, karena kunci utama keberhasilan dalam menghafal Al-Qur'an adlah ketekunan menghafal dan mengulang-ulang ayat-ayat yang dihafalnya.

Istiqamah.
yang dimaksud istiqomah yaitu konsisten, yakni tetap menjaga keajekan dalam proses menghafal Al-Qur'an. dengan kata lain, seorang penghafal harus senantiasa menjaga kontinuitras dan efisiensi terhadap waktu. Seorang panghafal yang konsisten akan sangat menghargai waktu, begitu berharganya waktu baginya. Betapa tidak, kapan saja dan dimana saja ada waktu terluang, intuisinya segera mendorong untuk segera kembali menghafal Al-Qur'an.

Menjauhkan Diri dari Maksiat dan Sifat Tercela.
Perbuatan maksiat dan perbuatan yang tercela merupakan sesuatu yang harus dijauhi bukan saja oleh orang yang menghafal Al-Qur'an, tetapi juga oleh kaum muslimin pada umumnya, karena keduanya mempunyai pengaruh beasr dalam perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati orang yang sedang menghafal Al-Qur'an, sehingga menghancurkan isqiiqomah dan konsentrasi yang telah dibina dan terlatih sedemikian bagus.

diantara sifat-sifat yang tercela  antara lain: khianat, bakhil, pemarah, membicarakan aib orang, memencilkan diri dari pergaulan, iri hati, memutuskan tali silaturahmi, cinta dunia, berlebih-labihan, sombong, dusta, ingkar, makar, riya', meremehkan orang lain, takabur dan masih banyak lagi yang ainnya.

Apabila seorang penghafal Al-Qur'an sudah dihinggapi penyakit-penyakit tersebut, maka usaha dalam menghafal Al-Qur'an akan menjadi lemah apabila tidak ada orang lain yang memperhatikannya. Bagaimanapun sifat-sifat sepertin ini harus disingkirkan oleh seorang yang sedang dalam peoses menghafal Al-Qur'an.

Izin Orang Tua, Wali Atau Suami.
Walaupun hal ini tidak merupakan suatu keharusan secara mutlak, namun harus ada kejelasan, karena hal demikian akan menciptakan saling pengertian antara kedua belah pihak, yakni antara orang tua dengan anak, antara suami dengan istri, atau antara seorang wali dengan orang yang berada dibawah perwaliannya.

Mampu membaca dengan Baik.
Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode menghafal, seharusnya ia terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar bacaannya. Sebagian besar ulama bahkan tidak memperkenankan anak didik yang diampunya untuk menghafal Al-Qur'an sebelum terlebih dahulu menghkhatamkan Al-Qur'an bin-nadzar (dengan membaca). Ini dimaksudkan, agar aclon penghafal benar-benar lurus dan lancar dalam membacanya, serta ringan lisannya untuk mengucapkan fonetik Arab. .

Masalah-masalah diatas mempunyai nilai fungsional yang penting dalam menunjang tercapai tujuan menghafal Al-Qur'an dengan mudah.
Wallaahua'lam..
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

0 komentar:

Posting Komentar