logo kbm

Kesiapan Manghafal Al-Qur'an


Pemuda Hafidz Qur'an » Kesiapan Manghafal Al-Qur'anProblematika yang dihadapi oleh orang yang sedang menghafal Al-Qur’an memang banyak dan bermacam-macam. Mulai dari pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu sampai ketika metode menghafal Al-Qur’an itu sendiri.

Problematika yang dihadapi oleh penghafal Al-Qur’an itu secara garis besar dapat dirangkum sebagai berikut :
1. Menghafal itu susah.
2. Ayat-ayat yang sudah dihafal lupa lagi.
3. Banyak ayat-ayat yang serupa.
4. Gangguan-gangguan kejiwaan.
5. Gangguan-gangguan lingkungan.
6. Banyaknya kesibukan, dan lain-lain.

Untuk memecahkan sejumlah problematika ini, maka pada posting kali ini saya akan upayakan problem solving (pemecahan) yang diharapkan dapat memberikan masukan untuk terapi terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh para penghafal Al-Qur’an pada umumnya, dengan beberapa pendekatan.

A. Pendekatan Operasional
Studi-studi paedagogis (Ilmu Pendidikan) modern menetapkan bahwa  sifai-sifat individu yang khusus untuk berperan aktif dalam perolehan segala hal yang diinginkan, baik studi, pemahaman, hafalan maupun ingatan.
Sifat-sifat yang dimaksud ialah :
1. Minat (Desire).
2. Menelaah (Expectation).
3. Perhatian (Interest).

Ketiga sifat tersebut merupakan rangkaian keterkaitan yang saling mendukunf antara satu dengan yang lainnya. Artinya, jika seorang penghafal memiliki minat dan interest yag tinggi, maka akan memungkinkan pada dirinya muncul konsentrasi yang tinggi secara serempak dan dengan sendirinya akan pula muncul pada stimulus dan respons, sehingga dengan kondisi demikian diharapkan minat dan perhatian yang tinggi senantiasa akan terbangun pada diri seseorang yang sedang dalam proses menghafal Al-Qur’an.

B. Pendekatan Intuitif (Penjernihan Batin)
Al-Qur’an merupakan Kitab Allah yang disucikan sekaligus diagungkan dan dimuliakan. Ini dapat dilihat dari firman Allah :

Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfudz) tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.”(QS. Al-Waqi’ah/56:99-79)

Untuk mencapai tujuan menghafal Al-Qur’an yang disucikan dan dimulikan itu maka selayaknya orang yang hendak menghafalnya menata jiwanya sedemikian rupa dan rapi, sehingga ia memiliki daya resap yang tajam terhadap ayat-ayat yang dihafalnya. Bukankan demikian yang terjadi pada diri Rasulukkah saw. sebelum beliau menerima wahyu Al-Qur’an dari Malaikat Jibril? Maha Suci Allah yang telah mempersiapkan hambanya sedemikian rupa melalui pembedahan jiwa yang dilakukan oleh Malaikar Jibril dan Israfil ketika beliau masih kecil. Dengan demikian beliau memiliki daya serap dan daya resap yang luar biasa terhadap ayat-ayat yang diterimanya. Demikian seharusnya yang mesti dilakukan oleh para  penghafal Al-Qur’an

Proses ini dapat ditempuh dengan  bebrapa alternatif :
Qiyamul Lail (Shalat Malem)
Puasa
Perbanyak Dzikir kepada Allah
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

0 komentar:

Posting Komentar